Selasa, 16 April 2013

Keterampilan Mengelola Kelas



Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran.

a. Tujuan
1)      Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2)      Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
3)      Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4)      Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

b. Komponen Keterampilan Mengelola Kelas
1)      Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan bersifat preventif. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan pembelajaran sehingga berjalan secara optimal, efisien dan efektif.
2)      Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisibelajar yang optimal.

1)      Prinsip-prinsip Keterampilan Mengelola Kelas
1)      Memodifikasi tingkah laku guru. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah dan memodifkasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian pengutan secara sistematis.
2)      Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara semangat siswa, dan menangani konflik yang timbul.
3)      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul dan mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatutan tingkah laku tesebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

5.9 Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil
a. Tujuan
1)      Tujuan keterampilan mengajar perorangan
1)      Memberikan rasa tanggung jawab yang lebih besar kepada siswa.
2)      Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan kepada siswa.
3)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih aktif.
4)      Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa,
2)      Tujuan keterampilan mengajar kelompok kecil
a)      Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui dinamika kelompok.
b)      Memberikan kesempatan memecahkan masalah untuk berlatih memecahkan masalah dan cara hidup secara rasional dan demokratis.
c)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap sosial dan semangat gotong royong.

b.      Komponen-komponen Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.
1)      Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran berhubungan dengan pengembangan program atau kurikulum. Dalam hal ini guru harus terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan  program dan kebutuhan siswa. Dengan demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan analisis tersebut guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri dalam belajar.
2)      Keterampilan mengorganisasikan
Selama proses pembelajaran berlangsung, baik perorangan maupun kelompok kecil tugas dan peran guru adalah sebagai organisator. Guru juga bertugas memonitor kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
3)      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Salah satu cirri-ciri dalam pengajaran perseorangan atau kelompok kecil adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa. Kondisi ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan pendapat. Disamping itu siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapat siswa dan bersedia membantu apabila diperlukan.
4)      Keterampilan  membimbing dan memudahkan belajar.
Mengajar perorangan maupun kelompok kecil berarti memberikan  kesempatan kepada siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka guru harus terampil dalam membantu siswa agar mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat.

c.       Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.
1)   Prinsip-prinsip  Keterampilan Mengajar Perorangan
a.       Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat diatur.
b.      Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, misalnya modul, paket belajar, atau dengan menggunakan bahan yang telah disiapkan oleh guru.
c.       Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan
2)   Prinsip-prinsip Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil
a.       Mengajar di dalam kelompok kecil mempunyai ciri-ciri memiliki keanggotaan yang jelas, terdapat kesadarn kelompok, memiliki tujuan  bersama, saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan, adanya interaksi dan komunikasi antar anggota, dan ada tindakan bersama.
b.      Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positip, apabila syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu: terjai hubungan yang akrab antar sesama anggota, terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok, para anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, dan para anggota memiliki rasa kebersamaan yang tinggi.
c.       Pedoman pelaksanaan, meliputi:
1)      Pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok diatur sebaiknya jumlah anggota dalam kelompok 4-5 orang dengan pertimbangan bahwa semakin banyak anggota maka kelompok menjadi tidak efektif. Pembentukan kelompok hendaknya berdasarkan minat, pengalaman, dan prestasi belajar.
2)      Perenacaan tugas dalam kelompok. Tugas yang dimaksud dapat berupa tugas parallel atau komplementer.
3)      Persiapan dan perencanaan. Persiapan dan perencaan dilakukan oleh dengan cara menyiapkan pengaturan tempat, ruangan, alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.
d.      Pelaksanaan yang meliputi beberapa hal yaitu pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal untuk memberikan informasi umum kepada seluruh siswa dan guru mempersilakan masing-masing kelompok untuk melaksanakan tugas ditempat yang tersedia.

Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil




5.7 Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
            Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, memecahkan suatu masalah. Sehingga pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.
a. Tujuan
1)      Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2)      Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi
3)      Siswa dapat terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

b. Komponen Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
1)      Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.
2)      Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.
3)      Meningkatkan usulan siswa.
4)      Menganalisis pandangan  dan pendapat siswa.
5)      Menyebarluaskan kesempatan berpartisipasi.
6)      Menutup diskusi.

c. Prinsip-prinsip Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman, dan bebas mengemukakan pendapat.
1)      Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi:
a.       topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa.
b.      Masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek, bukan jawaban tunggal.
c.       adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama.
d.      Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran



Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
a. Tujuan
1)      Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbaitis.
2)      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3)      Menimbulkan kegairahan belajar
4)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan.
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.



b. Komponen Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
1)      Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang mempunyai sifat dapat didengarkan olah siswa, misalnya radio, tape recorder.
2)      Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, misalnya peta, gambar pemandangan.
3)      Media audio-visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa, misalnya televisi, film.

c. Prinsip-prinsip Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran
1)      Tepat guna, artinya media pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kompetensi dasar.
2)      Berdaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan motivasi siswa.
3)      Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap aktif siswa dalam belajar.

Keterampilan Mengadakan Variasi



5 Keterampilan Mengadakan Variasi
a. Pengertian
1)      Variasi (stimulus) merupakan suatu aktivitas guru dalam proses interaksi pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses interaksi pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi secara penuh.
2)      Untuk itu, Anda sebagai calon guru dan atau guru perlu berlatih untuk menguasai keterampilan tersebut.
 
b. Tujuan Pelaksanaan Keterampilan Memberikan Variasi
1)      Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses interaksi pembelajaran
2)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat ingin tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru
3)      Memupuk tingkah laku positip terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik
4)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya

c. Prinsip Penggunaan
1)      Penggunaan variasi hendaknya sesuai atau relevan dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
2)      Variasi hendaknya digunakan secara lancar dan berkesinambungan agar tidak merusak perhatian dan mengganggu proses interaksi pembelajaran
3)      Penggunaan variasi hendaknya direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau program satuan pelajaran (PSP).

d. Komponen Keterampilan Memberikan Variasi
Variasi Cara Mengajar Guru
1)      Teacher Voice. Variasi suara adalah perubahan suara: keras-lembut, tinggi-rendah, cepat-lambat, gembira-sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
2)      Focusing. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap penting. Misalnya, dengan perkataan: “Perhatikan ini baik-baik”, atau “Nah, ini penting sekali”, atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar dimengerti”, dan sebagainya.
3)      Teacher Silence. Kesenyapan atau kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
4)      Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan guru ketika berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi seluruh kelas dan melihat ke mata siswa untuk menunjukkan ada hubungan yang intim dengan siswa. Kontak pandang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
5)      Teacher Movement. Pergantian posisi guru dalam kelas digunakan untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru, biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah laku negatif. Perhatikan beberapa saran berikut ini.
  1. Biasakan bergerak bebas dalam kelas untuk menanamkan rasa dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.
  2. Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke papan tulis.
  3. Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke langit-langit, ke arah lantai, atau ke luar, tetapi arahkan pandangan menjelajah seluruh kelas.
  4. Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahan-lahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku siswa.
6)      Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan ekspresi wajah guru, gerakan kepala dan gerakan badan adalah aspek sangat penting dalam berkuminikasi, terutama menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya.
7)      Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar
a.       Visual aids. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, misalnya: grafik, bagan, poster, gambar, film, slide, dan sebagainya.
b.      Audio (auditif) aids. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, misalnya: suara radio, rekaman suara, deklamasi puisi, sosiodrama, telepon, dan sebagainya.
c.       Motorik. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan, misalnya: topeng,  patung, boneka, dan lain-lain yang dapat diperagakan atau dimanipulasikan.
d.      Audio-visual aids (AVA). Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi, radio, slide projector yang diiringi penjelasan guru.
8. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
1)      Pola guru-siswa: komunikasi sebagai aksi (satu arah).
2)      Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).
3)      Pola guru-siswa-siswa: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain
4)      Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru dan siswa, siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi, multiarah).
5)      Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika ada siswa yang belum mendapat giliran.

e. Penerapan dalam Microteaching
1)      Rencanakan suatu pengajaran mikro (5—10 menit) untuk topik dan kelas tertentu.
2)      Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai dengan kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa.
3)      Latihlah beberapa variasi yang menarik, baik variasi dalam gaya mengajar, variasi media, maupun variasi pola interaksi.
4)      Sementara anda berlatih, fasilitator akan merekan dan mencatat kesalahan dan atau kekeliruan anda dengan menggunakan lembar pengamatan untuk memperoleh balikan bagi anda.