Keterampilan Memberikan Penguatan
a. Pengertian
1) Segala bentuk respon, apakah
bersifat verbal ataupun nonverbal, merupakan bagian dari modifikasi tingkah
laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feedback) bagi penerima
(siswa) atas perbuatannya sebagai suatu dorongan ataupun koreksi.
2) Atau, respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan
berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk
mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi
dalam interaksi pembelajaran.
Contoh:
Guru : “Coba kalian sebutkan salah satu sifat udara!”
“Ya, coba kamu, Dzulfikar!” (sambil
menunjuk)
Siswa :
“Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!”
Guru :
“Bagus, itu jawaban yang tepat. Bapak/Ibu senang
mempunyai siswa yang dapat
menjawab dengan baik
seperti kamu”.
b. Tujuan
Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk:
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa
3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
c. Jenis-jenis Penguatan
Penguatan Verbal
Biasanya diungkapkan atau
diutarakan dengan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya.
Misalnya, bagus, bagus sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!
Penguatan
Nonverbal
1) Penguatan dengan gerak
isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan
jempol, wajah mendung, wajah ceria, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam
memandang.
2) Penguatan dengan cara
mendekati siswa. Misalnya: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan
kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa.
Misalnya: guru berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat
seorang atau sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini
berfungsi menambah penguatan verbal.
3) Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat
menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an siswa
dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat
tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Perlu diperhatikan bahwa
penggunaan penguatan dengan cara ini harus mempertimbangkan faktor usia, jenis
kelamin, dan latar belakang kebudayaan siswa setempat.
4) Penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan. Guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang
disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjuk-kan
kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di
sekolah.
5) Penguatan berupa simbol atau
benda. Penguatan jenis ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai simbol
berupa benda seperti kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun
komentar tertulis pada buku siswa. Tetapi perlu dicatat bahwa penguatan dengan
cara seperti ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak terjadi kebiasaan
siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.
6) Jika siswa memberikan jawaban
yang hanya sebagian saja yang benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan
siswa. Dalam keadaan seperti ini guru sebaiknya memberikan penguatan tak penuh
(partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban sebagian saja
yang benar, sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih
perlu disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak
seluruhnya salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
d. Prinsip-prinsip Penguatan
Kehangatan dan Keantusiasan
Sikap dan gaya guru, termasuk
suara, mimik, dan gerak badan, akan menunjukkan adanya kehangatan dan
keantusiasan dalam memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan
bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai
kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan
1) Penguatan hendaknya diberikan
sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa, sehingga siswa mengerti dan
yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian, penguatan itu bermakna baginya, jangan sampai terjadi sebaliknya.
2) Menghindari penggunaan respon
negatif
3) Walaupun teguran dan hukuman
masih bisa digunakan, respon negatif yang diberikan guru berupa komentar,
bercanda dan nada menghina, ejekan yang kasar, perlu dihindari, karena akan
mema-tahkan atau mengurangi semangat siswa untuk mengembangkan dirinya.
Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang diharapkan,
guru jangan langsung menyalahkan siswa, jika jawaban siswa tidak benar, tetapi
bisa melontarkan pertanyaan yang sama kepada siswa lain.
e. Cara Penggunaan
Penguatan kepada Siswa Tertentu
Penguatan harus jelas, kepada
siapa ditujukan. Sebab bila tidak jelas akan kurang efektif. Oleh karena itu,
sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang
bersangkutan sambil menatap kepadanya.
Penguatan
Kelompok
Penguatan dapat diberikan
kepada sekelompok siswa, misalnya, apabila satu tugas telah diselesaikan dengan
baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu untuk bermain bola voli yang
menjadi kegemarannya.
Pemberian
Penguatan dengan Segera
Penguatan seharusnya diberikan
segera setelah muncul tingkah laku atau respon siswa yang diharapkan. Penguatan
yang ditunda pemberiannya cenderung kurang efektif.
Variasi
dalam Penggunaan
Jenis atau macam penguatan
yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja,
karena hal itu akan menimbulkan kebosanan dan cenderung kurang efektif.
f. Penerapan dalam Microteaching
1) Siapkan satu pelajaran singkat
antara 10—15 menit mengenai suatu pokok bahasan tertentu.
2) Konsultasikan dengan
fasilitator bila ada yang perlu diperbaiki.
3) Sajikanlah pada sekelompok
mahasiswa teman Anda yang Anda perlakukan sebagai siswa.
4) Berikanlah penguatan sesuai
dengan tingkah laku dan penampilan atau respon siswa tersebut dengan berbagai
jenis penguatan.
5) Perlu Anda ketahui bahwa
pembelajaran yang Anda lakukan bukanlah simulasi, melainkan pembelajaran
sebenarnya dalam bentuk kecil (micro).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar